Oleh: S Stanley Sumampouw
Natal merupakan bagian waktu yang dinanti-nantikan oleh banyak orang di seluruh dunia.
Pada saat Natal, keluarga dan handai taulan berkumpul bersama untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus dan menghormati nilai-nilai kebaikan, kasih sayang, dan kedamaian.
Saya masih ingat hampir 60 tahun yang lalu, ketika masih di Sekolah Dasar (SD), setiap sehabis liburan, kita disuruh menulis pengalaman kita selama liburan. Pelajaran mengarang yang menjadi bagian penting dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, adalah pelajaran yang menjadi favorit saya. Tidak heran ketika lulus sekolah dasar nilai pelajaran Bahasa Indonesia saya di ijazah saya bernilai 9 dan nilai berhitung saya pas-pasan, yaitu 5.
Dimasa kini, setelah tua renta, ketika dunia tulis menulis menjadi kegiatan utama saya, saya jadi teringat kenangan di sekolah dasar tadi.
Seperti banyak keluarga di dunia, hari raya Natal, layaknya hari raya berbagai agama, adalah hari keluarga berkumpul.
Hari saatnya anda pulang kerumah, menjadi bagian waktu di mana keluarga jauh dan dekat dari segala penjuru berkumpul untuk merayakan Natal bersama dengan berbagai makanan enak nan menawan.
Waktunya kita bertemu orang tua, adik dan kakak serta handai taulan, membuat sejarah baru dengan melupakan dan meluruskan segala pertikaian, salah paham dan pertengkaran yang dibuat sebelumnya.
Kita diharapkan pada saat Natal menunjukkan kerendahan hati, pengampunan, agar kebersamaan dapat diwujudkan dan kedamaian dapat dipertahankan.
Bagi kita yang sudah sebatangkara alias tidak lagi memiliki orang tua, kitalah yang sekarang menjadi orang tua dan pusat perhatian dari anak-anak dan cucu-cucu kita. Kita diharapkan mengeluarkan kata-kata bijak berwawasan nan adem dengan gerak gerik berwibawa.
Tahun 2023 ini, adalah tahun ke 3 saya merayakan Natal dalam suasana pasca terserang stroke. Meskipun hanya terkena stroke ringan, tetapi arah pengambilan keputusan Natal akan bagaimana dan dirayakan dimana, menjadi keputusan anak-anak. Bukannya karena hak prerogatif saya sudah dicabut, tetapi mereka sudah dewasa, mapan, dan sebaiknya kita berikan peranan lebih besar ke anak-anak dan kita nikmati saja Natal dengan syahdu dengan segala gemerlapnya.
Bukankah Natal juga membangun dan meneruskan tradisi unik yang dimiliki setiap keluarga, selain pergi ke gereja bersama, menghias pohon Natal bersama, tukar-tukaran kado, masak atau bahkan menyanyi lagu Natal bersama. Itulah tradisi yang menjadi bagian penting yang akan dilestarikan dari generasi ke generasi.
Kok jadi ngelantur… Tahun ini anak-anak berkolaborasi dengan keponakan-keponakan dan ipar-ipar saya, menentukan Natal bersama di suatu komplek apartemen di Jakarta Selatan selama 3 hari dimana menjalin kebersamaan keluarga dalam merayakan Natal bisa dilakukan. Terpenting saling membantu dalam mempersiapkan masakan perayaan Natal.
Arti Natal bisa saya tulis muluk-muluk disini, tetapi bagi saya Natal berarti kebersamaan dan kebersamaan tidak bisa terwujud tanpa kerendahan hati.
Selamat Natal 2023 buat kita semua. Damai di hati damai di bumi.
Cinere – Depok, Selasa 19 Desember 2023, pk 18.18.
Penulis adalah Pengamat Kepolisian, pengusaha dan Pemred maspolin.id










