SEMARANG – Maspolin.id ||Tak sengaja melintas di seputaran Kota Lama melihat ada perselisihan antara pengunjung dengan pedagang, lanjutnya awak media langsung mendatangi lokasi kejadian. kurangnya pengawasan penegakan perda kota Semarang akibatnya hampir diperkirakan tiap parkiran tempat wisata di Semarang kurang diawasi dalam penegakan perdanya. Hal tersebut sangat berpengaruh pada tingkat kenyamanan pengunjung, salah satunya Yanto. Ia datang ke kota lama hendak berwisata bersama keluarga, saat itu terjadi perselisihan antara Yanto dengan pedagang di lokasi saat Ia parkirkan mobilnya.
Ketika di konfirmasi di lokasi kejadian, Dia mengatakan saya datang dari kota Magelang Kota Lama sangat merasa kecewa dan mengeluh saat mobilnya di parkirkan depan bank mandiri sore pukul 18 : 30 Wib mobil saya di suruh keluar, bilangnya untuk berdagang atau berjualan, keluhnya.

Selanjutnya, Ia pun mengatakan tempat tersebut seharusnya untuk parkiran umum, parkiran pengunjung Kota Lama, namun kenapa tempat parkiran umum bisa buat berjualan dan seharusnya parkiran untuk pengunjung, timpa Yanto,
Di lokasi yang sama, Ia juga menambahkan bagaimana aturan perda di kota Semarang Tempat parkiran bisa buat berjualan. apa karena penegak perda kota Semarang kurang kontrol, saya mengharap pemerintah propinsi dan kota harus benar dan tegas dalam penegakan perda kota Semarang sekaligus tegas untuk menindak pedagang asongan dan parkiran yang melanggar aturan perda kota Semarang, Sabtu (19-8-23)
Saya mengharap juga dishub kota Semarang supaya menertibkan parkiran kota lama, karena parkiran kota lama yang saya lihat kurang tertib karena tidak ada karcis parkir, layaknya seperti preman aja, apa parkiran kota lama tidak ada pengelola dari dinas terkait, parkiran kota lama Semarang mobil aja saya di mintain 10.000 dan saya mintain karcis bilangnya habis, terang Yanto.
Ia pun mengharapkan pemerintah kota Semarang haruslah tegas dalam penegakan perda atau dishub supaya menertibkan pedagang asongan dan parkir liar semoga kedepannya kota Semarang aman dan tidak ada premanisme, pungkasnya.
Yanto – Pengunjung Asal Magelang
(Anjar)










