Cilacap, Maspolin.id – Warga Dusun Kewasen, Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, sejak Minggu (15/9/2019) malam memasang puluhan spanduk berkait debu PLTU.
Spanduk tersebut dipasang warga di hampir sudut jalan desa. Bahkan ada yang dipasang di Jalan Laut, akses jalan utama menuju PLTU.
Haryanto, warga Dusun Kewasen mengatakan, ini reaksi spontanitas warga terdampak. “Juga terkait permohonan audiensi dengan Bupati yang tidak ditanggapi hingga saat ini,” ucapnya.
Menurutnya, pemasangan spanduk ini merupakan bentuk kekecewaan warga pasca demo tahun 2012 silam.
Akhirnya pada Kamis (19/9/2019), Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mau menerima warga Kewasen di Ruang Prasandha Rumah Dinas Bupati.
Bupati berharap pertumbuhan industri di Kabupaten Cilacap dapat menyejahterakan masyarakat, bukan sebaliknya.
Audiensi ini berupaya memecahkan persoalan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang disampaikan masyarakat terkait keberadaan PLTU Cilacap di Desa Karangkandri.
Selama acara, Bupati didampingi Kapolres Cilacap AKBP Joko Julianto.
Hadir Asisten I Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra Dian Setyabudi, Asisten II Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Wasi Ariyadi, serta sejumlah kepala OPD terkait.
Kepada perwakilan warga, Bupati menyatakan siap memediasi masyarakat dengan PT Sumber Segara Primadaya (S2P) selaku pelaksana operasional PLTU Cilacap.
“Yang jelas kami siap membantu warga. Apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka keluhkan nanti disampaikan ke PT S2P. Jangan sampai pertumbuhan industri justru menyengsarakan masyarakat,” tegas Tatto.
Persoalan yang disampaikan warga terkait debu yang berdampak bagi kebersihan lingkungan dan kesehatan. Warga juga meminta adanya bantuan air bersih, karena sejak beroperasinya PLTU banyak sumur warga yang mengering dan terkena intrusi laut.
Sedangkan terkait pemerataan ekonomi, warga berharap adanya kesempatan kerja yang diprioritaskan untuk penduuduk lokal.
Juru bicara warga Dusun Kewasen Imam Martiman menjelaskan, audiensi digelar karena berbagai pendekatan yang dilakukan sejauh ini belum membuahkan hasil.
“Kita sebetulnya menunggu tindak lanjut Pemkab Cilacap terkait persoalan lingkungan, terutama debu. Kita juga berharap ada SK Bupati terkait pembentukan tim penanggulangan,” terangnya.
Menjawab warga, Bupati menegaskan tidak akan membentuk tim. “Saya yang akan membantu apa yang dibutuhkan dan apa yang diperlukan warga. Saya mau bantu warga, apa yang menjadi keluhan dan dibutuhkan warga seperti masalah debu dan masalah air, akan saya sampaikan ke PT Sumber Segara Primadaya (S2P),” katanya.
Tatto kembali menekankan, ada beberapa yang diusulkan, dan menurutnya akan diselesaikan satu persatu.
“Saya ada di pihak warga. Jangan sampai dengan adanya industri-industri di Cilacap akan menyengsarakan warga, tapi bagaimana warga sejahtera dengan adanya industri-industri itu. Jadi nggak usah demo-demo, intinya akan diselesaikan dan saya sudah turun langsung ke sana, cuma harus ada komunikasi yang jelas,” tambahnya.
Tatto mengatakan, jika dia di pihak PLTU, dia akan jawab langsung, tidak usah pakai deadline.
“Karena saya bukan owner, tapi akan saya mediasi dengan kemampuan yang ada,” tutup Bupati.
Sementara Kapolres Cilacap mengimbau masyarakat mengedepankan musyawarah dalam penyelesaian persoalan ini. Jangan sampai perjuangan masyarakat ditumpangi kepentingan oknum tak bertanggung jawab, sehingga menimbulkan gangguan kamtibmas. (Estanto)










