Oleh: Embie C Noer

Dalam sebuah artikel di media online dikatakan bahwa Cinta Laura menangis saat menyaksikan film Bumi Manusia. Tangis Cinta Laura otentik – karena Cinta Laura indo, ibunya Indonesia ayahnya Jerman. Dalam film Bumi Manusia garapan Hanung Bramantyo ini, yang menyedihkan hati Cinta Laura antara lain adegan ketika Ibu Annelies – Seorang Nyai, diperankan dengan bagus oleh Sha Ine Febriyanti, berjuang melawan ketidakadilan pemerintah Belanda atas dirinya dan anaknya. Annelies – diperankan oleh Mawar Eva de Jongh yang berdarah Belanda – Batak.

Menyaksikan film Bumi Manusia-nya Hanung sangat menyenangkan. Bumi Manusia di tangan Hanung dikonsep menjadi film bertempo dinamis dengan iringan musik bergaya operatik – musik secara paralel mengiringi di hampir seluruh adegan (scene). Sensasi dari konsep ini menimbulkan kesegaran pada penonton. Kombinasi tempo bercerita film yang cenderung cepat dengan iringan musik yang kaya, asyik menghanyutkan sehingga durasi 172 menit Bumi Manusia tak terasa lama. Ini satu kompetensi Hanung yang harus diakui dan diacungi jempol.

Jangan bicara kekurangan dalam film Bumi Manusia. Secara lugas dapat dikatakan, bahwa untuk memfilemkan novel sekelas Bumi Manusia tidak cukup dengan waktu dan biaya seperti yang disediakan oleh Falcon untuk Hanung, sekalipun, seandainya rancangan produksinya disiasati dengan membuat film yang konsepnya diabsurd-absurdkan. Karena itu, untuk saat ini lupakan segala ekspektasi presisi substansial dalam produksi film nasional. Adalah bijak dan sehat mengapresiasi karya Hanung dengan Falcon ini proporsional sesuai standar produksi yang lazim di Indonesia. Meski demikian Bumi Manusia tergolong film dengan biaya sangat mahal untuk ukuran film nasional, diperkirakan sampai 30 milyar rupiah.

Jika biaya produksi film Bumi Manusia dibandingkan dengan keberhasilan yang dicapai, harus dikatakan film Bumi Manusia karya Hanung ini murah meriah. Adalah bukan pekerjaan ringan membuat karya film dari sebuah novel yang telah memberat di benak publik. Hanung dengan segudang pengalamannya dalam membuat tontonan film, berhasil dengan cerdas membumikan karya Pram ini menjadi sajian film yang menghibur, indah dan tetap menggelitik sebagai diskusi tentang; hak kemanusiaan yang berkeadilan dan berkeadaban.

Film Bumi Manusia harus menjadi Film Box Office! Masih ada waktu untuk film Bumi Manusia memperkuat, menambah dan memperjelas promosi dengan target utama publik penonton film Dilan. Karena kesegaran kisah cinta di film Bumi Manusia sangat potensial menjadi trending topik di kalangan generasi remaja yang saat ini sedang dirasuki isu-isu nasionalisme dan politik. Selamat buat Hanung Bramantyo dan Ody Mulya untuk karya filmya yang indah, Bumi Manusia – yang indah.

Embi C Noer

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini