Cilacap, Maspolin.id – DPC Peradi Cilacap bersama Pengadilan Agama berupaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona, dengan Peradi membantu alat kesehatan kepada PA, Senin (6/4/2020).

Bantuan dari para advokat yang tergabung dalam Peradi itu berupa dua unit pengukur suhu tubuh (termograf) dan enam buah handsanitizer yang diletakkan di ruang-ruang sidang dan pintu utama PA.

“Dana pengadaan alkes tersebut dihimpun dari donasi anggota DPC Peradi Cilacap untuk dipakai masyarakat pencari keadilan di PA Cilacap,” kata Ketua DPC Peradi Kabupaten Cilacap, Sarijo SH MH MKn.

Sementara, setelah lebih dari tiga minggu sejak awal Maret 2020, persidangan di Pengadilan Agama (PA) Cilacap ditunda sementara karena virus Corona, kini persidangan tersebut kembali dibuka.

Persidangan ini berdasarkan Surat Mahkamah Agung (MA) No 1 Tahun 2020, bahwa pengadilan-pengadilan dipastikan tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Ketua Pengadilan Agama Kelas I-A Cilacap, Syaifudin Turmudzi SH MH mengatakan, karena dalam suasana wabah virus Corona, semuanya harus tetap berpedoman pada prosedur kesehatan dalam kaitan pencegahan penyebaran virus Covid-19.

Sidang kemudian digelar dengan prioritas sidang-sidang yang tertunda. “Sehingga perkara yang tidak mendesak sebaiknya tidak didaftarkan dulu,” pinta Syaifudin.

Sidang hari ini merupakan tundaan 3 minggu yang lalu, ada 110 perkara cerai. Dan kita akan betul-betul mengontrol secara ketat soal protokol kesehatan.

Jika diketahui suhu tubuh mencapai 37,5 maka diperiksa di pos pelayanan kesehatan dan tidak boleh masuk ruang sidang.

Juga di ruang tunggu sidang diterapkan physical distancing.

“Masyarakat saya rasa cukup senang dengan tetap dilaksanakannya persidangan ini,” tandasnya.

Hal itu dilakukan karena pihaknya juga ingin segera menyelesaikan perkara/masalah hukum. Dan persidangan tersebut selama 3 minggu tidak berjalan.

Dalam sehari, PA rata-rata menyidangkan 100 perkara, karena didukung empat ruang siidang majelis. Setiap ruang menyidangkan hingga 30-40 perkara.

Terkait bantuan Peradi Cilacap pada awal dimulainya persidangan di PA Cilacap, Syaifudin mengakui DPC Peradi Cilacap cukup kooperatif kaitannya dengan kegiatan-kegiatan sosial. “Kalau dalam hal perkara kita tetap sesuai dengan tugas masing-masing. Kita tetap profesional,” ucapnya.

“Sehingga dengan bantuan ini kita lantas mendahulukan Peradi, tidak. Ini kan kemanusiaan,” tegasnya.

Kerja sama dengan Peradi menurutnya cukup bagus. Terutama yang berbau kemanusiaan. Seperti pernah dilakukan donor darah saat memperingati HUT MA.

Mengenai persidangan, salah satu advokat, Tamziz Alhaqul Karim menanggapi, ternyata tetap keramaian itu terjadi walau keramaian itu diantisipasi seminimal mungkin. “Tapi faktanya hari ini keramaian itu muncul. Ya seperti ini, sama seperti hari-hari biasa sebelum ada wabah,” katanya.

Menurut Tamziz, harusnya diperjarang guna mengurangi kerumunan massa. Walaupun semua yang hadir di sini orang-orang yang berkepentingan.

Dengan situasi seperti ini supaya dipertimbangkan lagi. Dia mengaku siap-siap saja jika diterapkan sidang secara online.

“Kami kan sudah melaksanakan itu. Kita daftar online. Cuma tergantung lawan, kalau nggak ada lawan sidang cukup manual,” ungkapnya.

Dia berharap mudah-mudahan wabah ini segera berlalu, kondisi kembali normal. Pekerjaan para pencari keadilan di pengadilan bisa disiasati oleh pemangku kebijakan terutama tidak terjadi lagi kerumunan massa demikian banyak.

Siti Aisah dari Sidareja mengaku tidak keberatan sidang ditunda karena Corona. Akan mengikuti sesuai prosedur dan tidak keberatan. “Jika sudah selesai harapannya sudah tidak ada beban dan tidak tolah-toleh lagi,” ucapnya. (Estanto)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini