Pamekasan,Maspolin.id – Tidak semua orang memiliki nasib bagus dan mujur, hal itu dialami oleh Sabrawi warga Dusun Utara 2, Desa Toronan, Kelurahan Kowel Pamekasan Madura Jawa Timur. minggu (22/03/2020)

Dirinya menjadi tukang cukur rambut sudah 35 tahun, dengan kemajuan jaman segalanya menggunakan alat cukur yang canggih, akan tetapi dirinya tetap setia menggunakan alat cukur secara manual, bukan dia tidak mau pindah ke alat yang lebih canggih, akan tetapi dirinya tidak mampu untuk membelinya.

Ditemui oleh Jurnalis Maspolin, ditrotoar sekitar Arek Lancor atau Alun-Alun Pamekasan, tempat ia mangkal untuk menunggu pelanggan, yang biasa mencukur rambut kepada dirinya, Sabrawi bercerita tentang kehidupan dirinya, dengan istri dan lima anaknya.

“Saya mbak, penghasilan tiap harinya tidak menentu, terkadang saya dapat uang lima ribu rupiah, tapi tak jarang pula, saya pulang dengan tangan kosong, tanpa membawa uang sepeser pun”.

“Padahal di rumah lanjut dia bercerita, istri dan kelima anaknya sudah menunggunya, saya sebagai bapak sudah berusaha semampu saya dalam mencari rezeqi, tapi mau gimana lagi, lawong bisanya cuma dapat segitu”, cerita Sabrawi pilu.

Sabrawi juga menceritakan jika dirinya mangkal hanya setengah hari saja, dari pukul 7 pagi berangkat, dan pukul 2 siang ia pulang, karena jika sampai mangkal 1 hari ful, dirinya tidak kuat lapar, jika dipaksakan maka tubuhnya akan gemetar, jadi ia harus pulang untuk makan itupun kalau ada nasi di rumahnya.

Ia juga mengutarakan keinginannya mempunyai Gerobak dan modal, untuk usaha berjualan sosis di rumah, sehingga dengan berjualan ia berharap ada tambahan rezeqi untuk dirinya dan keluarganya, karena selama ini dengan penghasilan 5000 itu, sangat jauh dari kata cukup.

“Tapi itu hanya sebatas keinginan saya saja mbak, tapi mustahil terpenuhi melihat pendapatan saya yang hanya 5000, jangankan untuk beli Gerobak, buat makan aja masih kebingungan, dan jika ingin minum kopi saya masih dibelikan teman dan itu terjadi setiap hari”.

“Seandainya saja ada orang yang bisa membantu saya, ya Allah, betapa berterima kasihnya saya kepadanya, saya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana”, harap Sabrawi dengan tangis yang mendalam.

(maulana)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini