Cilacap, Maspolin.id – SMP Pius Cilacap, Jawa Tengah, menggelar lomba kuliner khas Indonesia antar kelas, Sabtu (19/10/2019).
Menurut guru bidang kesiswaan, Vincentius Prita Iswandaru, lomba diikuti kelas 7, 8, dan 9, serta dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia tahun 2019.
“Ini merupakan salah satu kegiatan OSIS, dimana salah satu programnya adalah kuliner. Dan kita sepakat menyelenggarakan lomba kuliner masakan Nusantara, juga ada bazaar,” katanya.
Jumlah makanan yang dilombakan ada 9 jenis, sesuai dengan jumlah kelas.
Lomba ini merupakan kerja sama antara anak satu kelas dengan dibantu oleh orang tua. Sehingga ada komunikasi anak dengan teman sekelas dan anak dengan orang tua.
Kegiatan ini untuk mengenalkan kepada anak jenis-jenis makanan khas Nusantara, karena saat ini sudah banyak ditinggalkan oleh anak-anak. Mereka lebih mengenal junk food dan makanan cepat saji lainnya, dan sama sekali belum tahu makanan tradisional kita yang begitu banyak jenisnya, dan tentu saja lebih sehat dan murah.
“Selain itu, kita mengenalkan mereka tentang wirausaha dimana hasil buatan mereka bisa dijual di bazaar. Dari situ ada hasil atau keuntungan yang mereka dapat,” imbuh Ndaru, panggilan akrab Vincentius Prita Iswandaru.
Hasil lomba ini disajikan terbuka yakni untuk alumni dan orang tua. Keuntungan yang didapat bisa dinikmati pula oleh mereka. Disamping itu juga sebagai ajang promosi keluar bahwa kegiatan-kegiatan siswa di sini beraneka ragam.
Jenis makanan yang dilombakan diantaranya pecel, soto, pempek, mendoan, dan lainnya. Peserta tidak dibatasi dalam hal bahan-bahan makanan yang akan dibuat, tetapi diberi kebebasan dalam berkreasi.
Yang menarik, dalam lomba ini peserta dilarang menggunakan bahan plastik, pengawet, dan zat pewarna buatan.
Dan dalam tahap penjurian nantinya, peserta terlebih dahulu diminta mempresentasikan hasil karya mereka masing-masing di depan juri tentang makanan yang mereka buat, mulai dari ide, bahan yang dipakai, penyajian, komposisi makanan, rasa, kandungan gizi dari makanan tersebut, dan untuk apa makanan tersebut dibuat.
Hasil lomba ini nantinya akan dibagi keuntungan, yakni untuk kas kelas, sekolah, dan dikirim ke keuskupan Purwokerto, dimana hari Senin (21/10/2019), di sana digelar puncak acara Hari Pangan Sedunia.
Diharapkan, dari kegiatan ini siswa mengenal macam makanan khas daerah masing-masing. Dan mengetahui bagaimana cara membuat makanan tersebut, diolah, dan dijual untuk mendapatkan keuntungan.
“Yang penting, jangan membuang makanan sedikit pun karena ada banyak kegunaan dari makanan tersebut,” tutup Ndaru. (Estanto)










