Oleh: S Stanley Sumampouw
Judul tulisan ini mengindikasikan bahwa seseorang merasa bertanggung jawab atas suatu kejadian atau pencapaian yang terjadi.
Mungkin seseorang tersebut menginginkan penghargaan atau pengakuan atas peran penting yang dimainkan dalam kejadian tersebut, atau mungkin dia, seseorang tersebut, merasa bahwa tanpa kontribusinya, atau prestasinya, kejadian tersebut tidak akan pernah terjadi.
Rasa bangga atau kepuasan atas prestasi berlebihan yang sering semu dalam keangkuhan profesionalisme atas pencapaiannya.
Kita banyak mendengar seseorang dengan bangganya berbicara seperti ini: “Kalau bukan karena saya organisasi/perusahaan ini, sudah lama bangkrut atau bubar..! “
Sering kita mendengar orang berbicara begitu, baik diperusahaan maupun diberbagai organisasi. Sering banget. Dia dengan percaya diri bercerita, dengan serunya, bahwa dirinyalah sang penyelamat tunggal.
Dia tidak perduli dan tidak mau tahu apakah yang mendengar itu percaya atau tidak omongannya, mengingat perusahaan atau organisasi terdiri dari banyak bagian dan orang.
Banyak orang memang begini ketika karir dan jabatannya melesat. Menjadi pembual. Memuaskan diri sendiri dengan bualan. Sering tujuannya untuk membentuk sub kelompok dalam suatu kelompok besar atau organisasi. Juga ingin mempengaruhi orang lain, mencari pendukung, yang pada akhirnya menguntungkan dirinya sendiri.
Tetapi apakah benar klaim dia tersebut sebagai penyelamat perusahaan atau organisasi? Wallahualam dah….
Sering terjadi omongan beginian sudah masuk ke alam bawah sadarnya, sehingga menjadi sombong, angkuh, unkoordinasi bahkan kadang mulai melawan perintah atasan. Semakin menjadi kelakuannya ketika dia merasa mempunyai banyak pendukung.
Banyak orang berjuang dari bawah dan mencapai karir dengan jabatan yang bagus, lalu menjadi sombong dan, angkuh.
Dia lupa kepada para pimpinannya, bahwa jika dia tidak pernah diberikan kesempatan memangku jabatan, dia tidak pernah bisa membuktikan dirinya mampu.
Dia tidak pernah bisa membuktikan dirinya mampu, pintar bahkan hebat jika tidak diberikan kesempatan oleh pimpinannya. Dan jangan lupa dengan para bawahan yang menunjang pekerjaan atasannya menjadi keberhasilan.
Dulu seorang pimpinan saya pernah menegur saya dengan sebuah cerita.
Begini kata beliau: “Stan, dihutan ada raja hutan, Singa. Tetapi jika Singa terjerat jala pemburu, siapa yang bisa membebaskannya? Tikus! Binatang kecil itu mengerat jala pemburu dan membebaskan Singa si raja hutan.”
Moral dari cerita tersebut adalah, Singa sebagai pimpinan dan tikus sebagai anak buah.
Pimpinan bisa sukses atau jatuh tergantung dari bisa tidak dia memimpin dan memotivasi anak buahnya.
Tidak ada satu orangpun dengan jabatan apapun dalam perusahaan atau organisasi yang tidak tergantikan.
Cinere – Depok, Kamis 23 September 2021, pk 05.58
** Penulis adalah Pengusaha, Pemerhati Kepolisian, Founder Kumpulan Maspolin, Pemred www.maspolin.id










