Banyumas, Maspolin.id – Korban dugaan penipuan umrah di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berjumlah lebih dari 100 orang.
Selain warga Kabupaten Banyumas, korban juga dari beberapa kabupaten lain di Jawa Tengah. Sehingga total kerugian dari para calon jamaah umrah hampir mencapai Rp 1 miliar.

Ketua RW I Desa Kemutug Lor Warsito, yang juga salah satu calon jamaah umrah mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, total calon jamaah umrah yang tidak kunjung diberangkatkan mencapai 127 orang.
“Katanya yang berangkat 127 orang, kalau saya hitung kerugiannya total hampir Rp 1 miliar,” katanya di sebuah pondok pesantren yang juga kantor biro perjalanan umrah Desa Kemutug Lor, Minggu (15/12/2019).
Warsito menuturkan, pemilik biro perjalanan umrah tersebut merupakan pasangan suami istri yang menjadi pengasuh pondok pesantren.
“Sebelum tanggal 26 November 2019 sudah nggak aktif, menghilang, dan sampai sekarang keberadaannya nggak jelas. Kemarin katanya ada orang yang melihat naik motor di desa lain, empat harian yang lalu,” ujar Warsito.
Berdasarkan informasi, biro perjalanan umrah tersebut telah beroperasi sejak lama. Dan diketahui telah beberapa kali memberangkatkan jamaah ke Tanah Suci.

“Awalnya yang perempuan mengelola pondok pesantren dan umrah dengan suaminya yang dulu, tapi sudah pisah. Kemudian nikah lagi dengan suami yang sekarang,” imbuh Warsito.
Seperti diketahui, belasan calon jamaah umrah mendatangi sebuah pondok pesantren yang sekaligus dijadikan kantor biro perjalanan umrah di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Mereka mempertanyakan kepastian keberangkatan umrah.
Mereka harus menelan pil pahit, karena pengelola biro umrah bodong yakni suami istri berinisial Ni dan Rd sudah kabur bersama uang yang disetorkan jamaah lebih dari Rp 1 miliar.
Sebagian besar calon jamaah sudah menyetorkan uangnya dengan jumlah yang bervariasi dari Rp 600 ribu hingga Rp 35 juta.

Salah satu korban, Tari (50), mengaku sudah membayar Rp 150 juta kepada Ni dan Rd. Uang tersebut adalah biaya keberangkatan umrah dia bersama ibu dan adiknya.
“Pengelola menjanjikan keberangkatan pada 26 November. Namun hingga kini belum berangkat,” katanya.
Sebelumnya, setelah menyetor lunas uang akan diberangkatkan segera, setelah semua kepengurusan dokumen, seperti visa, paspor, dan hasil cek kesehatan selesai diurus.
Namun, pemilik biro perjalanan sekaligus pengasuh pondok pesantren tidak ada di tempat, kabur sejak lebih dari sepekan lalu. (Awan)










