Banjarnegara, Maspolin.id – Guna pengembangan tanaman kopi di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Bappelitbang setempat menggelar Focus on Group Discussion (FGD) di 5 kecamatan, yakni Kecamatan Pejawaran, Kalibening, Wanayasa, Pagentan, dan Punggelan.

FGD dihadiri camat setempat, tim kabupaten, koordinator penyuluh pertanian, kepala desa, kelompok tani, dan pelaku usaha kopi lokal.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Punggelan, Selasa (8/10/2019).

Dalam acara terungkap jika para petani kopi lokal masih menggunakan cara-cara tradisional dalam mengolah kopi, ada pula yang menjual dalam bentuk pengembangan biji mentah.

Hal ini tentu berdampak pada rendahnya nilai jual sehingga tidak banyak yang mau membudidayakan tanaman kopi, kopi ditanam hanya untuk batas kebun, dan memilih menanam tanaman lain seperti salak.

Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Punggelan, Suroso melaporkan, produksi tanaman kopi sebanyak 26 ton tiap panen kopi kering atau setiap 6 bulan sekali.

Melihat potensi Kecamatan Punggelan yang sangat menjanjikan untuk pengembangan kopi jenis robusta terutama di Desa Mlaya, Tlaga, Tanjungtirta, Petuguran, dan Bondolharjo, Suroso yang juga Kabid Ekonomi Bappelitbang, memotivasi para petani kopi yang hadir untuk mau mengubah cara pengolahan kopi, sehingga diperoleh kualitas yang unik dan mampu bersaing di pasaran dengan harga yang tinggi.

Danu, praktisi kopi yang hadir menjelaskan, kopi masih menjanjikan dalam bisnis komoditas perkebunan karena harganya yang relatif stabil, serta menjamurnya kedai-kedai kopi akibat perubahan gaya hidup masyarakat milenial.

“Namun yang perlu diperhatikan adalah fase on farm, pasca panen, roasting, dan penyeduhan agar didapat kopi dengan citarasa unik, khas, sehingga selalu dicari para penikmat kopi,” sambungnya.

Dia juga membuka peluang bekerja sama dengan petani lokal untuk pemasaran hasil kopi dengan kualitas terbaik, juga berbagi ilmu mengenai teknik roasting kopi yang baik.

Camat Punggelan, Andri MS yang ikut hadir meminta kepada dinas terkait untuk melaksanakan sekolah lapang perkebunan terpadu untuk para petani kopi di Kecamatan Punggelan agar mereka memahami teknik, cara pengolahan kopi mulai dari pemilihan bibit, pemeliharaan, panen, pasca panen hingga pemasaran produk, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Pihaknya mendorong kepala desa untuk bisa memberikan perhatian pada bidang perkebunan melalui kebijakan pemerintah desa yang tidak hanya pada bidang infrastruktur saja.

Penyelenggaraan FGD di kecamatan potensi kopi ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama Pemkab Banjarnegara dengan Bank Indonesia untuk perluasan areal kopi sebanyak 1 juta pohon kopi di Banjarnegara tahun ini.

BI akan membantu bibit, pendampingan, dan pemasaran. Tujuannya untuk konservasi lingkungan, mengingat 80 persen wilayah Banjarnegara rentan bencana tanah longsor. (Awan)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini