Peran Bhabinkamtibmas Dalam Membentuk Citra Polri.
Oleh: S Stanley Sumampouw
Berbagai kajian dan telaah serta pengamatan menunjukkan naiknya kepercayaan (trust) masyarakat pada lembaga kepolisian negara atau Polri.
Jendral Polisi Muhammad Tito Karnavian yang diawal jabatannya sebagai Kapolri dengan sengaja menetapkan program program baru yang khusus untuk menaikkan citra Polri, yaitu PROMOTER dan penjabarannya dalam Commander Wish, tampaknya berhasil menaikkan citra Polri yang selama ini citranya sudah terpuruk dan mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat pada Polri.
Survey terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga International, Transparency International, ditahun 2017 menyatakan bahwa lembaga terkorup di Indonesia adalah DPR-RI yang menggeser posisi Polri yang sebelumnya bertengger dideretan teratas. Meskipun Polri masih diposisi kedua setidaknya ini membuktikan bahwa kerja keras dan itikad baik dari Kapolri Tito dan jajarannya untuk membenahi Polri sudah terlihat jelas hasilnya.
Salah satu bagian dalam organisasi Polri yang berperanan penting dalam menaikkan citra Polri adalah Bhabinkamtibmas. Bagian yang dulu bernama Babinkamtibmas fungsinya diperluas dan dipertajam lagi, berubah nama dan disempurnakan berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol.KEP/8/II/2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan Kapolri No.Pol. :BUJUKLAP/17/VII/1997 tentang sebutan Babinkamtibmas (Bintara Pembina Kamtibmas) menjadi Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Kamtibmas) dari Tingkat kepangkatan Brigadir sampai dengan Inspektur.
Sedangkan menurut Pasal 1 angka 4 Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemolisian Masyarakat bahwa yang dimaksud dengan Bhabinkamtibmas adalah pengemban Polmas di tingkat desa/kelurahan.
Jadi bisa dikatakan bahwa para anggota Bhabinkamtibmas ini yang menjadi ujung tombak Polri didalam menaikkan citra dan mempengaruhi pandangan masyarakat pada lembaga Polri.
Sejak pertengahan tahun 2017 berlanjut hingga saat ini, kita dipertontonkan (terutama masyarakat medsos) berbagai aksi sosial diberbagai Polda yang diorganisir (awalnya) oleh anggota Bhabinkamtibmas seperti; bedah rumah bagi masyarakat miskin, aksi Jumat barokah, pembagian sembako, sumbangan uang pendidikan, pemberian kursi roda, dan lain-lain semacamnya yang diupayakan akan berdampak maksimal bagi kehidupan masyarakat pedesaan (khususnya) meskipun tidak semua masyarakat miskin bisa terjangkau.
Di medsos, kita dipertontonkan dengan berbagai gambar dan video kegiatan kegiatan sosial yang dilakukan oleh para anggota Bhabinkamtibmas ini. Dan juga disiarkan oleh berbagai media baik media mainstream maupun elektronik dan internet.
Merrit sytem pun berjalan lancar dengan ditanggapinya oleh pimpinan Polri berbagai kegiatan tersebut dengan pemberian penghargaan dari mulai foto berdua dengan pimpinan Polri sampai dengan kenaikan pangkat atau dipermudah sekolah perwiranya.
Sungguh suatu kerja bareng yang luar biasa bagi perbaikan dan peningkatan citra Polri.
Kita bersyukur dan berterima kasih pada Polri tentunya jika masyarakat merasa terlindungi dan terlayani.
Yang perlu dicegah adalah permainan uang dibalik ini semua. Membayar media agar mau menjadikan kegiatan-kegiatan tersebut sebagai headline. Atau menjadikan pribadi seorang Bhabinkamtibmas lebih terkenal dari kantor tempat dia bekerja bahkan melebihi nama lembaga yang diwakilinya. Dan itu semua harus diwaspadai jika dicapai dengan permainan uang dibelakangnya.
Akan lebih baik jika Bhabinkamtibmas melibatkan masyarakat sekitar didalam melakukan kegiatan-kegiatannya ketimbang hanya dari kalangan media lokal saja.
Akhirnya sebagai penutup saya berharap, agar perbaikan dan peningkatan citra Polri yang sudah dicapai sekarang, bukan hanya karena kinerja dari Bhabinkamtibmas saja tetapi sudah seharusnya menjadi prestasi bareng dari bagian bagian lainnya di Polri.
Saya percaya bahwa Polri sedang berusaha keras menjadi Lembaga Kepolisian yang bersih dan akuntabel sebagai lembaga pelindung dan pelayan masyarakat.
Yang diperlukan saat ini adalah kesediaan kerjasama dan kesabaran dari masyarakat untuk menunggu perubahan Polri yang lebih baik.
Jakarta, 22 Maret 2018, pk 08.58.










