Cilacap, Maspolin.id – Ratusan warga dari 4 desa, yakni Cisumur, Gandrungmanis, Sidaurip, dan Bulusari, Kecamatan Bantarsari, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (19/2/2020) memprotes proyek jalur jalan lintas selatan (JJLS).

Warga menuntut pihak kontraktor serius dalam mengerjakan proyek, karena dinilai hampir setahun belum ada progress perkembangan.

Proyek dengan panjang 6,15 km dengan menelan dana Rp 95,4 miliar ini menjadikan kerugian dalam perekonomian warga yang terdampak, seperti disampaikan Nur Dawam, selaku koordinator aksi dan Ketua Forum JJLS.

Menurutnya, adanya anggaran Rp 60 juta untuk sosialisasi tapi proses dimulainya proyek tersebut tidak ada sosialisasi, tidak ada ke warga melalui kecamatan atau desa, uji laboratorium untuk pekerjaan pemadatan tanah juga tidak ada.

Dawam menambahkan, warga yang ikut menyuplai material juga belum terbayarkan sudah empat bulan ini.

“Protes kami, semoga menjadi perhatian Kejaksaan, Anggota Dewan, serta pihak terkait, untuk lebih tegas dalam pengawasan pekerjaan proyek Rp 95 miliar yang sudah turun 20 persennya,” tegas Nur Dawam.

Pelaksana Proyek PT Istaka yang disubkonkan ke PT Tri Murti Sujiman mengatakan wajar ada pro dan kontra dalam sebuah proyek atau proses pembangunan.

Tersendatnya aktivitas warga karena adanya tumpukan material, pasir, dan lain-lain.

“Pekerjaan ini sudah memenuhi prosedur serta mekanisme yang ditentukan pemerintah. Jika sekarang pekerjaan ini kita hentikan karena faktor alam, intensitas hujan yang meningkat. Akibatnya pekerjaan tersendat dan jalan jadi berlumpur serta becek,” terang dia.

Sujiman menegaskan kembali, tidak benar jika pihaknya tidak sosialisasi. “Tim kita sudah semaksimal mungkin berupaya untuk koordinasi dengan pemerintah dan tokoh masyarakat setempat.

Sebelum musim hujan, tim juga telah membuat saluran air di sisi jalan, supaya air mengalir sesuai jalurnya,” ungkapnya.

Sujiman membantah ada uang sebesar Rp 60 juta untuk biaya sosialisasi, dan pihaknya tidak ada pengeluaran seperti itu.

“Tim sudah sosialisasi, jika ada warga yang menganggap sosialisasi diabaikan, itu tidak benar,” katanya.

Proyek tersebut memakan waktu 615 hari kerja, seperti yang terpampang di papan proyek, dan dimulai April 2019, bersumber dari anggaran APBN 2019, yang dikerjakan oleh PT Istaka disubkonkan ke PT Tri Mukti. (Awan)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini