Oleh: S Stanley Sumampouw
Prolog
Orang sering bertanya saya berasal dari mana dan jarang sekali orang bertanya saya dari mana dan dari kampung apa.
Misalnya: “Bapak berasal dari mana?” dan biasanya saya jawab: “Manado,” dan biasanya pertanyaan hanya sampai disitu saja. Tidak ada pertanyaan susulan yang menanyakan di Manado saya dari kampung apa atau dimana.
Pertanyaan susulan bisa ditanyakan jika yang bertanya biasanya orang dari Manado. Begitulah.
Saya lahir di kampung Singkil, kota Manado Utara, “sabla air…” (sebelah air) begitu istilahnya dan julukan orang Manado untuk bagian Manado Utara. Kota Manado dipisahkan oleh sungai yang bernama Sungai Tondano yang membelah kota Manado dan bermuara di laut. Dan jembatan yang menghubungkan bagian kota yang lain dengan Manado Utara bernama Jembatan Megawati. Ya, tentunya Megawati yang sekarang bekas Presiden RI yang ke 3.
Jembatan Megawati pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan nama Singkil Brug, terletak di kecamatan Singkil. Pada tahun 1955 dibangun kembali dan namanya diubah menjadi Megawati; diresmikan oleh presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Saat peresmian, Megawati Soekarnoputri tidak datang, karena saat itu umurnya baru 8 tahun, pastinya.
Pada tahun 2004, jembatan Megawati yang panjangnya sekitar 102 meter diperbaiki kembali. Pembangunannya sempat tertunda akibat tiang pancangnya tidak mampu menembus dasar sungai Tondano yang menyimpan sisa bongkahan beton pada zaman Belanda, sehingga pembangunannya molor selama 2 tahun. Penggunaannya diresmikan oleh gubernur Sulawesi Utara, Dr. Sinyo Harry Sarundajang pada tanggal 21 Oktober 2008.
Pada masa pemerintah kolonial Belanda, jembatan Megawati hanya bisa dilalui oleh satu kendaraan. Setelah diperbaiki tahun 1955 bisa dilalui oleh dua kendaraan. Kemudian dibangun kembali pada tahun 2004 dan diperlebar menjadi 15,1 meter dengan 4 jalur.
Didekat muara sungai dan jembatan Megawati itulah letak kampung Singkil. Dari rumah saya ke jembatan Megawati hanya kira-kira 100 meter saja. Dirumah itulah saya dilahirkan kedunia ini.
Katanya, saya lahir dikamar depan yang menghadap ke jalan besar. Dan pusar saya ditanam dibawah jendela kamar.
Katanya lagi, saya lahir tepat pendaratan tentara Pusat yang menumpas PRRI Permesta di Sulawesi Utara.
Asli Singkil
Saya lahir tahun 1958 di Singkil, dirumah kakek dan nenek saya, dikamar depan. Ketika usia saya 4 tahun saya dibawa ke Jakarta, dan di Jakarta kami tinggal pertama di Gg Thomas, daerah Tanah Abang, setahun setelahnya kami pindah di Jl Tulodong Bawah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ketika remaja saya kembali ke Manado (1973), dan menghabiskan sebagian masa remaja saya di kampung Singkil, Manado Utara.
Rumah saya berada di pusat kota Manado Utara. Tidak jauh dari Kecamatan dan bersebelahan dengan Polsek Singkil selang satu rumah. Juga dengan warung kopi terkenal dan legendaris “Meng” yang terkenal pada masanya. Ketika Ku’ Meng meninggal warung kopinya hanya bertahan sejenak, karena tidak ada anak dan keturunannya yang bisa membuat kopi dan roti isi srikaya seenak Ku’ Meng.
Singkil adalah kampung yang dihuni oleh berbagai suku. Tiada bagian kota Manado yang semajemuk ini penghuninya. Begitupun agama penghuninya yang beragam. Multi etnis dan multi agama membuat kami anak Singkil sejak awal sudah belajar dan terbiasa dengan keberagaman, toleransi dan perbedaan. Meskipun kita terbiasa dengan “ejekkan” khas “sabla air” yang justru dalam konotasi kita adalah istilah kebanggaan kita sebagai warga Utara.
Keberagaman di Manado Utara juga semakin mantap karena pusat dari Suku Bantik. Jika di Jakarta ada orang Betawi, maka di Manado ada Suku Bantik. Suku Bantik adalah penghuni asli Manado. Boleh dikata suku lain adalah pendatang di kota Manado.
Meskipun suku Bantik tersebar diberbagai bagian kota Manado lainnya, tetapi di Manado Utaralah pusat keberadaan suku ini.
Siapa sebenarnya Suku Bantik?
Menurut wikipedia, Suku Bantik adalah anak dari Toar Lumimuut. Suku Bantik berada di wilayah sebelah barat daya kota Manado, yaitu Malalayang dan Kalasei. Sebelah utara Manado, yaitu di Buha, Bengkol, Talawaan Bantik, Bailang, Molas, Meras serta Tanamon di Kecamatan Sinonsayang Minahasa Selatan.
Suku Bantik adalah keturunan Toar Lumimuut yang bermukim dan menjaga perairan wilayah utara kepulauan Sangihe
Talaud. (Demikian cuplikan sebagian dari Wikipedia).
Masih banyak hikayat menarik ceritera Suku Bantik yang mungkin bisa saya tulis dan kisahkan lain kali.
Meskipun keluarga kami tinggal di Singkil sejak kakek nenek buyut saya, tetapi kami bukan Suku Bantik alias pendatang di kota Manado.
Kakek saya berasal dari Kepulauan Sangihe Talaud atau Suku Siau bermarga Tamaka. Sedangkan marga Sumampouw saya peroleh dari almarhum ayah yang terkenal sebagai Jimmy Benteng, anak tunggal dari pemilik bioskop Benteng di pusat kota Manado.
Masa remaja yang saya lewatkan di kampung Singkil merupakan masa indah yang tidak akan terlupakan sepanjang hidup saya. Meskipun dalam hidup saya, banyak kota dan tempat yang sudah saya tinggali, tetapi Singkil adalah tempat dimana saya berasal dan pertama membuka mata di dunia ini.
Saya beberapa kali datang ke Manado dan sengaja memilih menginap di hotel Santika di Molas, ujung utara kota Manado, hanya agar berdekatan dengan kampung kelahiran saya Singkil. Meskipun relasi dan saudara saudara mengeluh karena jauh dan terpencilnya tempat tersebut, tetapi saya ngotot nginep di Molas. Sebenarnya apa sih yang saya cari dengan nginap di tempat jauh begitu dan terpencil, sedangkan dipusat kota Manado penuh dengan hotel bagus dan mewah?
Sebenarnya, jauh didalam diri saya, saya merindukan masa-masa dulu kehidupan remaja saya di Singkil. Tentunya bersama teman-teman Singkil saya. Dan dengan nginap di Molas saya setiap hari ke kota Manado dapat lewat Singkil dan lewat persis didepan rumah kelahiran saya.
Sungguh menggetarkan!
Cinere, Minggu 29 Mei 2022, pk 08.10 WIB
(Data jembatan dan Suku Bantik, diambil dari berbagai sumber: Detiknews.com dan Wikipedia)
Luar biasa Stenly..bagus skali cerita ini ditampilkan ,sy senang skl..mar msh ingat p kita..? Bukan main main ni Oma Stien Tanaka p cucu ini,serta bilang Jemmy benteng p anak ,adooo TT Selvia p cowo..mgk so NDA kenal p kita.trg so sama2 tua..mar bagus SKL ada kupas ttg trg d Singkil..kt aja so talempar d Malalayang, kt p Ade Jenny d Pal 2.Ono d Marco duta..BEI so meninggal..ok thx n very good..nanti sambung lain kali..no wa jgn lupa..kt ada di group Belsing mar so kaluar Krn so Brat,banyak group..ok bye
Kong ci Emmy pe nomor wa brapa dang?