Oleh: S Stanley Sumampouw
Belum pulih nama Polri dari hempasan kasus Sambo dan Tragedi Kanjuruhan, kemarin kembali nama Polri terhempas keras dengan berita ditangkapnya Irjen Pol Teddy Minahasa Putra Kapolda Jatim yang baru.
Tertangkapnya Teddy Minahasa Putra (TM) dalam kasus jualan narkoba membuat kita masyarakat terkejut. Dalam banyak laman berita online atas pengangkatannya sebagai Kapolda Jatim, banyak yang memberitakan TM sebagai polisi terkaya dengan kekayaan hampir 30 Milyar.
Selain sebagai polisi terkaya, TM sudah 2 kali menjadi Kapolda. Pertama Kapolda Banten, lalu Kapolda Sumatera Barat dan yang akan ditempatinya kemudian adalah Kapolda Jawa Timur.
Sebagai polisi terkaya dengan jabatan tinggi dan berkuasa ternyata tidak membuat seseorang puas dengan keadaannya lalu tidak melanggar hukum.
Teori kejahatan selalu mengaitkan antara perbuatan jahat dengan tinggi rendahnya penghasilan atau golongan ekonomi seseorang. Dan dalam kasus ini teori tersebut gagal menerangkan fenomena ini.
Sudah lama gaya hidup mewah dan berfoya-foya, atau biasa dibilang Hedonis berlangsung dikalangan Polisi. Belum lama medsos ramai dengan berita seorang direktur di Bareskrim Polri yang dalam konperensi pers memakai baju bermerk berharga belasan juta serta memakai cincin yang bernilai sampai ratusan juta.
Dikalangan polisi jam tangan mewah seperti RM (initial saja) bukan lagi barang langka. Lihat saja parkiran kantor polisi, mobil mewah tipe SUV bukan lagi barang mewah dan penggunanya polisi muda kinyis-kinyis.
Belum lagi cerita-cerita baru jadi kapolres saja para istri polisi sudah bersaing dengan tas dan baju branded.
Belum lagi yang kemaren sewa private jet hanya untuk bolak balik Jakarta – Jambi pulang hari.
Dan kita sebagai masyarakat meyakini ini hanya sebagai fenomena gunung es. Artinya masih banyak gaya hedonis para polisi yang belum terungkap.
Tidak usahlah kita su’udzon dengan mempertanyakan dari mana uang untuk membeli itu semua. Bagaimana cara mendapatkan uang untuk memenuhi hasrat hedon mereka. Anggap saja itu uang dari orang tua mereka atau mertuanya.
Dalam suatu obrolan pagi saya dengan seorang sahabat yang purnawirawan jendral polisi, saya mempertanyakan gaya hedon para polisi jaman sekarang. Saya katakan, “Buat apa sih mas, polisi harus memamerkan kekayaannya? Kan mereka pelayan masyarakat, meskipun mampu buat apa di pamerin ke masyarakat?”
Sahabat jendral polisi saya dengan enteng menjawab: “Lo tau gak SUPDILHEB? Mereka begitu itu agar SUPDILHEB. Tau gak?”
Tanya saya lagi: “Apa itu mas SUPDILHEB?”
“SUPaya DIbiLang HEBat..!” jawab beliau.
Cinere, Sabtu 15 Oktober 2022, pk 09.20
Penulis adalah Pemred Maspolin.id, Ketum Maspolin dan Pengamat Kepolisian.










